Karawang Suara Cikarang. Com”
lagi-lagi kepala desa alergi” mengacu pada perilaku Kepala Desa yang terkesan menghindar atau menghindari pertemuan dengan wartawan atau media, dan frasa ini digunakan untuk menyoroti bahwa kejadian serupa telah berulang kali terjadi pada Kepala Desa di berbagai daerah, ya itu yang lagi viral nya Desa batujaya KECAMATAN BATUJAYA, alergi terhadap wartawan, kini Desa srikamulyan ikut ikutan juga alergi terhadap kepada media jurnalis. Hari jumat Augustus 22/08/2025 KARAWANG.
Ketika sala Satu awak media bertanya kepada perangkat desa, pak Lurah (HALIM) Ada dikantor Bu,, tadi Mah Ada didesa mungkin dirumah pak, dengan Nada sopan, ketika para jurnalis bermacam macam media, menghampirinya kerumahnya, bilang ke sawah pak, dengan Nada senyumnya pungkasnya.
Perilaku ini seringkali menimbulkan kecurigaan, terutama jika dikaitkan dengan penggunaan dana desa, karena wartawan memiliki peran penting dalam mempublikasikan informasi agar dana desa tidak disalahgunakan.
Menghindari Konfirmasi:
Beberapa berita menyebutkan Kepala Desa menghindari konfirmasi dari wartawan terkait penggunaan dana desa atau program pemerintah desa lainnya.
Tindakan ini seringkali diinterpretasikan sebagai upaya untuk menutupi informasi atau praktik yang kurang transparan, sehingga menimbulkan pertanyaan dan kecurigaan publik.
Pelanggaran Etika:
Menghindar dari media dianggap melanggar etika dan Undang-Undang Pers, yang menjamin hak masyarakat atas informasi dan kebebasan pers, Mengapa Ini Menjadi Masalah.
Keengganan Kepala Desa untuk bertemu media menghambat transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan desa, terutama yang berkaitan dengan dana desa.
Peran Media:
Wartawan memiliki peran penting untuk mengawasi penggunaan dana desa agar sesuai aturan dan tidak disalahgunakan, sehingga keberadaan mereka justru diharapkan.
Potensi Penyimpangan:
Jika seorang Kepala Desa “alergi” terhadap media, ada kemungkinan ada sesuatu yang ingin ditutupi atau ada indikasi potensi penyimpangan penggunaan dana desa tuturnya.
Penulis Korwil Jay melaporkan
Editor Enan ST
