Oknum Dishub Di Duga Potong uang Dari Supir angkot ‘Mekanisme Pembagian Yang Terjadi Di Lapangan Tidak Sesuai Dengan Apa Yang Di Berikan Oleh Gubernur Jawa Barat
Bogor Suara Cikarang.com
Namun mekanisme pembagian yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diberikan oleh Gubernur Jawa Barat yaitu sebesar 1 juta rupiah, berdasarkan informasi yang beredar, ada pemotongan sebesar 200 ribu yang dilakukan oleh oknum Dishub, Organda dan KKSU (pengurus Jalan).
Hal itu diutarakan oleh salah satu pengurus yang mengatasnamakan komunitas Seksi seperti kelompok Sopir angkot, pengurus tersebut Bernama Emen saat di tanyakan oleh kang Dedi Mulyadi melalui kanal YouTube KDM Chanel L, dengan judul terima Curhatan sopir angkot yang tayang Pada kamis (03/04/25).
Ia menjelaskan melalui Via seluler saat ditanya KDM (Kang Dedi Mulyadi) mekanisme penyampaian dana insentif itu seperti apa ?, bahwa penyampaian dana insentif tersebut kena potong sebesar 200 ribu, oleh oknum Dishub, sama ,KKSU wilayah kabupaten Bogor.
Maaf pak bahwa mekanisme pembagian tersebut telah di potong sebesar 200 ribu dengan dalil-dalil pemotongan seikhlasnya namun kenyataannya ditarget pak Dipotong 200 ribu per angkot yang mendapat uang insentif dari KDM melalui Bang Jabar peduli serta Baznas provinsi Jawa Barat,” ucap emen di kanal YouTube KDM Chanel tersebut.
Hal itu di lakukan melalui mekanisme oleh pihak KKSU, yang diketuai oleh Nandar, sebagai ketua dimana akan disampaikan ke pihak dishub kabupaten Bogor.
Menurut emen awalnya buat yang ngurus,uang Nerima sekian tapi dipotong 200 ribu, untuk yang ngurus Nerima uang dalam bentuk dua amplop masing masing 500 ribu satu amplop buat sopir satu amplop buat pemilik
“Saya jadi sopir sejak Tahun 95 dimana setoran angkot masih 10 ribu per hari bisa bawa pulang dengan hasil 5 ribu sampai 7 ribu Rupiah Per hari , beda sama sekarang setor 150 ribu. Yang membuat angkot sepi banyaknya kendaraan pribadi serta angkot online roda 2 dan rodan 4 Alhamdulillah baru kali ini mendapat uang dari dana pemerintah” kata Emen yang mewakili para sopir jalur puncak.
Hingga hal tersebut membuat Gubernur Jawa Barat KDM ( Kang Dedi Mulyadi) Geram dengan adanya hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan premanisme Dengan berpakaian Seragam. “Berarti itu preman yang berseragam organisasi nanti bapak kalau begitu saya proses dan meminta kepolisian menangkap orang orang yang memotong Bapak bersedia menjadi saksi siap …? Ya udah kalau siap saya Back up,kalau saya ini saya minta untuk di proses hukum saja, tapi alasannya bagaimana ceritanya bisa dipotong 200 ribu?,
( Red)
Editor Enan ST