Bekasi Suara Cikarang.com
Akhir-akhir ini tagar ‘kabur aja dulu’ menjamur di media sosial. Hal tersebut dikarenakan bentuk kekecewaan generasi muda terhadap Indonesia.
Dilansir dari salah satu akun Facebook Nasihin Masha yang mengatakan, “Selama 10 tahun terakhir income perkapita Indonesia cuma naik sekitar 1.000 USD. Sedangkan di masa SBY naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2004. Sekarang di kisaran 4.500 USD atau lebih, mestinya di kisaran 7.000 USD. Padahal surplus demografi akan berakhir pada 2023-2037 dan batasan lolos dari middle income trap di angka 1.000 – 12.000 USD income perkapita. Tugas Presiden Prabowo sangat berat, menambal ‘stagnasi’ sebelumnya,” ungkapnya. Selasa, 04 Februari 2025.
Hingga saat berita ini dirilis, tagar ‘kabur aja dulu’ masih tetap menjamur di media sosial. Dengan unggahan dan caption yang beragam. Ada yang menggunakan meme film kartun dan lain-lain. Sabtu (08/02/2025)
Tagar tersebut diartikan untuk generasi muda yang susah mencari pekerjaan di Indonesia agar bekerja di luar negri saja. Dengan kemampuan dan background pendidikan yang seadanya dapat meningkatkan taraf hidup dan mengangkat derajat orang tua. Dibandingkan susahnya mencari kerja di negara sendiri dan ditambah lagi faktor lain untuk dapat diterima di salah satu perusahaan di Indonesia. Seperti minimal tinggi badan, maksimal berat badan, ijazah tinggi, good looking dan lain sebagainya, tapi tidak sesuai standar gaji yang diharapkan.
Membimbingnya tagar tersebut juga karena faktor banyak anak muda Indonesia yang berbagi pengalaman kerja dan studi di luar negeri. Bahkan ada yang memilih pindah kewarganegaraan.
Warganet juga diiming-imingi dan dikasih info mulai dari ke US, negara-negara European Union, Jepang, Korea, Hongkong. Padahal belum tentu juga kita akan berhasil di negara sana jika kita tidak memiliki skill atau kemampuan yang akan menunjang karier kita di negara asing. Contohnya, minimal kita harus menguasai bahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. Kita juga harus mempunyai kenalan di negara yang akan kita tuju, karena kita butuh tempat tinggal. Belum lagi kita harus mempunyai biaya yang cukup untuk mengurus segala macam keperluan dan biaya akomodasi tertentu.
Ada benarnya tagar tersebut bagi orang yang sudah memiliki kriteria yang disebutkan di alinea atas, tetapi bagi yang tidak memiliki kriteria tersebut janganlah mengambil langkah nekad, karena akan menyusahkan diri sendiri dan orang lain. mengadu nasib di negara orang itu sah-sah saja. Tapi kita juga harus punya pemikiran yang logis.
Setiap pilihan tentu semua ada konsekuensinya, jangan sampai pilihan kita menjadi boomerang bagi diri sendiri. Sebelum menentukan pilihan sebaiknya difikirkan terlebih dahulu agar tidak kecewa kelak.
Reporter: Yeni Yuliana