Bekasi Suara Cikarang.com
Tepian Kali Cikarang yang 20 tahun lampau (sekitar tahun 2000 [dua ribu] Masehi], masih berupa tegalan, kebonan pisang, juga ada pepohonan perdu, juga semak belukar di tepi kanan dan kiri, ku tulis cerita pagi ini, hari selasa pagi, 28 Januari 2025 menjelang Imlek juga sehari , Subhanallah, sejarah seperti ini mungkin jarang diungkap (malah kadangkala diungkep). Apakah kita paham dan memahaminya?
Tulisan (alias ketikan) sederhana ini adalah curhatan pemandangan wilayah sepanjang sekitar 30 kilometer, yakni dari Kota Cikarang sampai ke Kampung Penombo, di Kedungringin, Desa Sukaringin, juga sampai titik pertemuan Kali Cikarang dengan Kali Ciherang di Wilayah Desa Pantai Harapanjaya (Muaragembong), kali yang kata nenek moyang dan kakek moyang orang-orang Bekasi Bagian Utara, ada di Sisi Kiri Kali ini rumah-rumah dan bedeng-bedeng plus kontrakan dengan berbagai macam penghuninya dari para pengusaha perikanan, pengusaha ayam potong, pengusaha bidang industri dan lain-lain. Keprihatinan yang terjadi sejauh ini adalah ketidakpedulian kami (warga), maaf, terhadap kelestarian lingkungan. Juga pemerintahan Kabupaten Bekasi yang sementara ini belum banyak memprioritaskan pembenahan dan penataan ruang, apalagi ruang terbuka hijau di lingkungan Tepian Kali Cikarang. Apakah regulasinya? Aturannya seperti apa jika warga diperbolehkan terus menggunakan Tanah Pengairan (Tanah Negara), yang fungsi awalnya adalah untuk tanggul, untuk fungsi penghijauan dan pelestarian lingkungan, juga sebagai produsen Oksigen Gratis dari Rahmat dan Kasih Sayang Tuhan Yang Maha Kuasa. Allahu Akbar….!!!
Mungkin sahabat pembaca perlu sesekali survey, baik online maupun offline (terjun langsung ke lokasi).inna Lillahi Wa-innaa ilaihi Raaji’uun, penataan Tata Ruang Wilayah yang sementara ini terjadi sangat “menyedihkan”. Jika Anda dan juga keluarga Anda serta kita semua bersepeda dan/atau berkendaraan dari arah Cikarang ke Sukatani, terus lanjut ke Sukakarya, dan ke Sukaindah, lanjut ke Sukakerta, Sukawangi, terus ke Sukaringin, maka kita sangat sulit melihat di mana letak saluran air got, di kanan dan kiri jalan. Jika terlihat pun, maka lebarnya tak lebih selebar 20 atau 30 cm. Sementara inilah curhatan kami, yang sedang belajar menjadi penulis yang faktual, tajam, terpercaya, dan sangat bergairah berbenah.
PR-nya (home work) yang nyata ada:1. Lingkungan jalan yang kurang ramah terhadap pejalan kaki.2. Saluran got sempit dan sangat tidak memadai.3. Banjir atau genangan air rutin, tiap kali hujan atau ketika debit air Kali Cikarang meluap.4. Lingkungan yang tidak lagi hijau.5. Kesenjangan sosial mulai menanjak.6. Pelestarian Lingkungan yang selalu terkendala.7. Penataan Wilayah sepanjang DAS (daerah aliran sungai) yang belum maksimal.8. Sisi humanity yang kurang diperhatikan.” Ungkapnya
.
( Abdul Ghofar)