Cikarang Suara Cikarang.com
Cikarang, 9 Oktober 2025 – Dua nama besar, Bos Endy dan H. Baron, diduga menjadi bandar utama peredaran obat-obatan terlarang jenis Tramadol dan Eximer di kawasan Cikarang kota kampung kapling dan sekitarnya. Informasi ini mencuat dari warga yang enggan disebutkan identitasnya, serta dikuatkan oleh pernyataan dari Ketua Umum Forum Komunikasi Serikat Pekerja Bekasi (FK SPB) Mamur, Daeng.
Menurut sejumlah sumber, aktivitas keduanya sudah berlangsung cukup lama. Meskipun sering terdengar dalam laporan masyarakat, namun mereka dinilai “licin” dan selalu berhasil menghindar dari jeratan hukum.
“Sudah sering dilaporkan, tapi mereka seolah kebal hukum. Banyak warga tahu tapi takut bicara,” ujar seorang warga yang minta namanya tidak ditulis demi alasan keamanan.
Daeng, sebagai Ketum FK SPB Mamur, juga menegaskan bahwa peredaran obat-obatan seperti Tramadol dan Eximer di wilayah mereka sudah sangat meresahkan dan menyasar generasi muda. Ia mendesak aparat untuk bertindak tegas dan tidak tebang pilih.
“Kami meminta aparat segera turun tangan. Jangan tunggu korban terus berjatuhan. Jika dibiarkan, ini bisa jadi bom waktu,” tegas Daeng.
Diduga telah terjadi aktivitas ilegal berupa distribusi dan penjualan obat keras Tramadol dan Eximer oleh dua tokoh yang dikenal di wilayah Cikarang desa Cikarang kota
Nama yang disebut adalah Bos Endy dan H. Baron, yang diduga sebagai bandar utama. Sumber dari warga dan tokoh masyarakat menyampaikan hal ini secara terpisah.
Aktivitas ini disebut telah berlangsung sejak lama, namun kembali mencuat dalam beberapa minggu terakhir akibat keluhan warga.
Diduga berpusat di beberapa titik di Cikarang kota, khususnya di wilayah padat penduduk seperti kampung kapling desa Cikarang kota dan sekitarnya.Karena peredaran obat ini diduga telah merusak generasi muda dan menciptakan keresahan sosial, serta adanya dugaan bahwa pelaku kebal hukum.
Masyarakat mulai angkat suara lewat tokoh-tokoh seperti Daeng dari FK SPB Mamur. Namun banyak juga yang takut bicara secara terbuka karena khawatir akan intimidasi atau ancaman.
Redaksi
—