BEKASI – SUARACIKARANG – Kelangkaan gas elpiji 3 kg di sejumlah daerah, termasuk di bekasi, telah menimbulkan keluhan dari pedagang dan masyarakat.
Kebijakan pemerintah yang membatasi pembelian gas melon hanya di pangkalan resmi dan membatasi satu tabung per warga, membuat banyak pihak kesulitan mendapatkan pasokan gas yang biasa mereka gunakan.
Salah satunya adalah , Nelan seorang pedagang gorengan di , kampung Pulo kapling desa Sukaraya kecamatan karang bahagia. Ia mengungkapkan bahwa akibat kelangkaan gas elpiji 3 kg di pedagang eceran, ia terpaksa membeli gas elpiji 12 kg dengan harga Rp 230.000 per tabung.
“Saya cari di pedagang eceran gas elpiji 3 kg sudah banyak yang habis, jadi saya terpaksa beli yang 12 kg,” ujarnya.
Selain harganya yang lebih mahal dibandingkan gas 3 kg, Nelan juga mengeluhkan kesulitan dalam membawa tabung gas yang lebih besar.
Meski begitu, ia memilih untuk tidak menaikkan harga jual makanannya karena khawatir akan kehilangan pelanggan.
Nelan berharap agar pemerintah dapat menambah pasokan gas 3 kg dan memperbolehkan pedagang eceran kembali menjualnya.
Kelangkaan gas ini juga dirasakan oleh warga seperti p, yang mengaku kesulitan mencari gas 3 kg di warung atau pedagang eceran. Ia terpaksa membeli gas di pangkalan resmi yang jauh dari rumahnya dengan batasan pembelian satu tabung per orang.
“Satu orang satu tabung gas dan harus menunjukkan KTP,” katanya.
Di sisi lain, , seorang pedagang gas yang tak mau di sebutkan namanya di pangkalan resmi mengungkapkan bahwa pasokan gas 3 kg di tempatnya habis dibeli warga sejak Minggu pagi.
Pengiriman gas juga dibatasi, hanya 100 tabung per hari, dan baru akan ada pengiriman lagi setelah beberapa hari.
“Pengirimannya terakhir hari Jumat kemarin, hari ini belum ada pengiriman lagi,” jelasnya
Dengan kondisi ini, banyak warga dan pedagang yang berharap agar pemerintah dapat segera mencari solusi untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kg agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan harga yang wajar. ( Red)




